FARAID (part 1)

Diposting oleh Gamping Mengidul di 17.56
1. DEFINISI

Faroidh  adalah  jamak  dari  faridhoh.  Faridhoh  diambil  dari  kata  fardh  yang artinya taqdir (ketentuan).

Fardh secara syar'ie adalah bagian yang telah ditentukan bagi ahli waris. Ilmu mengenai hal itu dinamakan ilmu waris ('ilmu miirats) dan ilmu Faroidh.

Dari Penyusun:

Kondisi di Indonesia masih banyak kaum muslimin yang menyepelekan hukum waris. Sebelum meninggal, membuat wasiat yang berisi pembagian waris yang mendurhakai hukum Allah, seperti: tanah barat untuk si A, Rumah di jalan anu untuk  si  B,  padahal  si  A  dan  si  B  adalah  ahli  waris  yang  seharusnya  dibagi menurut hukum waris yang telah ditentukan Allah SWT.

Padahal   secara   tegas   dalam   surat   An-Nisaa'   ayat   14   yang   merupakan rangkaian  dari  ayat-ayat  waris  mengancam  orang  yang  menyepelekan  hukum Allah dengan api neraka selama-lamanya:

"Dan     barangsiapa     mendurhakai    Allah     dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-  ketentuannya,  niscaya  Allah  memasukkannya  ke  dalam  api  neraka sedang ia kekal didalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan."

2. LEGALITAS ILMU FAROIDH

Orang-orang  Arab  sebelum  Islam  hanya  memberikan  warisan  kepada  kaum lelaki saja sedang kaum perempuan tidak mendapatkannya, dan warisan hanya untuk  mereka  yang  sudah  dewasa,  anak-anak  tidak  mendapatkannya  pula. Disamping  itu  ada  juga  waris-mewaris  yang  didasarkan  pada  perjanjian.  Maka Allah membatal- kan itu semua dan menurunkan firman-Nya:

"Allah   mensyari'atkan bagimu tentang pembagian pusaka untuk anak- anakmu. Yaitu bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perem- puan;  dan  jika  anak  itu  semuanya  perempuan  lebih  dari  satu,  maka  bagi mereka duapertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja  maka  dia  memperoleh  separuh  harta.  Dan  untuk  dua  orang  ibu-bapak bagi  masing-masingnya  seperenam  dari  harta  yang  ditinggalkan,  jika  yang meninggal  itu  mempunyai  anak;  jika orang yang meninggal tidak  mempunyai anak            dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika orang yang meninggal itu mempunyai  beberapa  saudara,  maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa yang lebih  dekat  (banyak)  manfa'atnya bagimu. Ini  adalah  ketetapan  dari  Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (S. An-Nisa : 11)

(Asbabun-Nuzul ayat di atas tidak kami sertakan).

3. KEUTAMAAN ILMU FAROIDH

Dari Ibnu Mas'ud, dia berkata: Telah bersabda Rosululloh saw: "Pelajarilah Al- Qur'an  dan  ajarkanlah  kepada  manusia.  Pelajarilah  Faroidh  dan  ajarkanlah kepada  manusia.  Karena  aku  adalah  orang  yang  akan  mati,  sedang  ilmupun akan    diangkat.  Hampir  saja  dua  orang  berselisih  tentang  pembagian  warisan dan masalahnya tidak menemukan sseorang yang memberitahukannya kepada keduanya"

(HR Ahmad).

Dari  'Abdulloh  bin  'Amr,  bahwa  Rosululloh  saw  bersabda:  "Ilmu  itu  ada tiga macam, dan selain dari yang tiga itu adalah tambahan. (Yang tiga itu ialah) ayat yang jelas, sunnah yang datang dari nabi, dan faroidhlah yang adil".

(HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Dari      Abu      Hurairoh,          bahwa  Nabi     saw      bersabda: "Pelajarilah Faroidh dan ajarkanlah kepada manusia, karena Faroidh adalah separuh dari ilmu dan akan dilupakan.  Faroidhlah  ilmu  yang  pertama  kali  dicabut  dari  umatku".  (HR  Ibnu Majah dan Ad-Daroquthni).

0 komentar:

Leave a Reply

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))